Rabu, 01 Agustus 2018

Berkembangnya pengetahuan dan teknologi saat ini berdampak sangat besar, pada perubahan gaya hidup masyarakat, yang berdampak kurang baik pada kesehatan masyarakat. Gaya hidup yang kurang baik tersebut merupakan salah satu penyebab munculnya berbagai macam penyakit degeneraif, salah satunya yaitu hipertensi. Menurut WHO lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih dari 60 tahun,jumlah lansia di Indonesia juga akan mengalami pertambahan terus menerus setiap tahunnya pada tahun 2014 di dapatkan data proporsi lansia sebesar 8,1% (WHO, 2015). Berdasarkan kriteria yang dikeluarkan Depkes RI (2006)lansia (lanjut usia) merupakan seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial yang nantinya akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan badan secara keseluruhan. Seseorang dikatakan usia lanjut dini apabila usianya mencapai 60-64 tahun dan dikatakan lansia berresiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif apabila berusia diatas 65 tahun. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, pasal 1ayat 2 yang dimaksud lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Hamid, 2007). 
Pola konsumsi pangan yang salah merupakan salah satu faktor resiko yang dapat menyebabkan hipertensi faktor makanan yang buruk sebagai penyumbang utama hipertensi (AS, 2010). Kelebihan asupan narium akan meningkatkan cairan ekstrakseluler yang dapat menyebabkan tekanan darah mengalami peningkatan tekanan yang lebih besar (Sutanto, 2010). Kelebihan asupan lemak mengakibatkan kadar lemak dalam tubuh meningkat, terutama kolesterol yang lalu akan menyebabkan kenaikan berat badan sehingga volume darah mengalami peningkatan tekanan yang lebih besar (Ramayulis, 2010), hasil penelitian epidemiologi menemukan bahwa asupankalium, kalsium dan magnesium dapat menurunkan tekanan darah pada orang yang berresiko hipertesi(Citra, 2009). Kurangnya mengkonsumsi sumber makanan yang mengandung kalium maka akan mengakibatkan resiko hipertensi (Junaedi dkk, 2013). Asupan zat gizi makro seperti energi, karbohidrat, protein dan lemak merupakan asupan yang juga harus dipenuhi oleh tubuh namun dalam jumlah yang cukup, jika asupan energi, lemak dan karbohidrat berlebih akan berdampak buruk pada tekanan darah seseorang. Asupan protein yang cukup sangat membantu dalam proses penurunan tekanan darah pada seseorang yang memiliki hipertensi (Citra, 2009).
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik juga merupakan faktor resiko independen untuk penyakit kronis dan secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010). Menurut Riskesdas (2007) aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur sangat bermanfaat dalam mengatur berat badan dan menguatkan sistem jantung dan pembuluh darah.Studi sebelumnya menyetakan bahwa ada hubungan aktivitas fisik yang baik dan rutin akan melatih otot jantung dan tahanan perifer yang dapat mencegah terjadinya peningkatkan darah (Kokinos, 2009). Penelitian (Tompson, 2012), menunjukan bahwa 50% individu dengan tingkat aktivitas fisik yang rendah mempunyai resiko lebih besar dalam peningkatan simpanan lemak dalam tubuh dan peningkatan tekanan darahdibandingkan dengan seseorang yang melakukan aktivitas fisik yang tinggi. Menurut (Leonarld Marvyn dlm Utami, 2008) orang yang kurang melakukan aktivitas fisik, pengontrolan nafsu makannya sangat labil sehingga terjadi konsumsi energi yang berlebih mengakibatkan nafsu makan menjadi bertambah dan dapat menyebabkan obesitas, jika berat badan sudah berlebih maka akan terjadi peningkatan volume darah.
Hasil gambar untuk gambar lansia animasi
Konsumsi kopi yang berlebihan juga dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah seseorang, pembatasan konsumsi kopi dapat menjadi salah satu penanganan untuk menurunkan tekanan darah pada lansia (Jony, 2008). Ada hubungan antara konsumsi kopi dengan kejadian hipertensi pada lansia jika frekuensi konsumsi kopi lebih dari sama dengan 3 cangkir setiap harinya. Konsumsi kafein dosis tinggi atau setara dengan 3 cangkir kopi terbukti dapat meningkatkan tekanan darah sistolik sebesar 3-14 mmHg (Monica, 2014). Menurut penelitian yang dilakukan (Hasri, 2012) kopi menjadi salah satu penyebab terjadinya hipertensi, kopi dapat mempengaruhi tekanan darah karena dalam kopi terdapat kandungan polifenol dan kafein. Polifenol bersifat untuk menurunkan tekanan darah namun, kafein dalam kopi dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Penelitian (Zhang,2012) kafein merupakan kandungan terbesar kopi yang memiliki efek terhadap tekanan darah secara akut terutama pada proses peningkatan tekanan darah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar